SEMARANG –Wakil
Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko, menyoroti pentingnya transformasi
mental dan cara kerja birokrasi di era modern. Dia menyampaikan bahwa mental dan cara kerja
birokrasi perlu berubah untuk menghadapi era modern.
Menurutnya, hal ini
terkait dengan modernisasi sistem pemerintahan dan pembaruan budaya kerja
birokrasi yang selama ini dikenal lambat dan formalistik.
“ASN harus adaptif terhadap perubahan. Kreativitas dan
inovasi adalah kunci agar pelayanan publik tidak tertinggal oleh perkembangan
zaman,” ujar politisi Fraksi Gerindra tersebut.
Ia menekankan bahwa kreativitas bukan hanya milik sektor
swasta, tetapi juga harus menjadi bagian dari budaya kerja birokrasi. Apalagi
dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat, ASN dituntut untuk mampu
memanfaatkan teknologi dalam mendesain layanan publik yang lebih efektif.
“Kita tidak bisa terus bekerja secara konvensional.
Reformasi birokrasi yang dicanangkan pemerintah pusat hanya akan berhasil jika
ASN mau berpikir di luar kebiasaan, berani mencoba hal-hal baru, dan tidak
takut berinovasi,” kata dia.
Heri juga mendorong pemerintah daerah untuk memberikan ruang
gerak yang lebih luas kepada ASN yang memiliki ide dan gagasan segar. Ia
berharap ada ekosistem birokrasi yang mendukung kolaborasi, kreativitas, dan
semangat perubahan.
Senada dengan Heri Londo, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad
Luthfi, mengatakan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) harus berani
mengambil langkah kreatif, bahkan tanpa menunggu pagu anggaran.
“Tidak cukup hanya bicara pagu. Perlu terobosan kreatif dari
masing-masing OPD. Evaluasi hari ini sangat penting, tetapi yang lebih penting
adalah orientasi hasil,” tegas mantan Kapolda Jateng ini.
Menurut dia, evaluasi kinerja ASN juga harus dilakukan,
maksimal setiap tiga bulan, dan sistem merit wajib diterapkan secara konsisten.
“Saya sudah tekankan, tidak boleh di dinas kita itu ada
istilah ‘iku wonge gubernur, orang dekat gubernur’, nggak ada, begitu nyebut
nama saya, coret! Dan harus profesional,” katanya, tegas.
Tulis Komentar