Sejarah Gerindra Jateng

SEJARAH PARTAI GERINDRA PROVINSI JAWA TENGAH

 

Awal Berdirinya Partai

Berdirinya Partai Gerindra di Jawa Tengah tidak lepas dari pendirian Partai Gerindra di tingkat Pusat. Setelah Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto memantapkan diri untuk mendirikan partai baru dengan semangat baru, maka mulailah dilakukan pembentukan dan penataan organisasi partai di tingkat daerah di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di Jawa Tengah. H. Abdul Wachid adalah tokoh pertama di Jawa Tengah yang membentuk dan membesarkan Gerindra di Jawa Tengah.

Sejarah dimulai pada tanggal 1 Februari 2008. Masih lekat dalam ingatan Abdul Wachid ketika itu adalah hari Jum’at, terjadi banjir dan cuaca ekstrim di berbagai wilayah di Indonesia, bandara pun banyak yang ditutup. Dalam kondisi semacam itu, Abdul Wachid diundang Prabowo Subianto untuk bertemu di kantornya di Gedung Bidakara, Jakarta. Hubungan antara Prabowo dan Abdul Wachid tidak terbentuk secara instan dalam kepentingan berdirinya partai semata, namun jauh sebelum ada ide berdirinya Gerindra, hubungan keduanya sudah terjalin saat bersama-sama berjuang dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Prabowo Subianto adalah Ketua Umum HKTI periode 2004-2009, sementara Abdul Wachid masuk sebagai pengurus HKTI Jawa Tengah saat itu.

Undangan yang diterima Abdul Wachid untuk datang ke Gedung Bidakara dipenuhinya setelah menyelesaikan rapat bersama Menteri Pertanian saat itu (Anton Apriyantono). Rapat tersebut terjadi karena Abdul Wachid juga selaku Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). Seusai rapat, tepatnya setelah menunaikan sholat Jum’at, dalam suasana hujan lebat, Abdul Wachid dijemput oleh Rahmat Pambudi, menantu Bapak Moerdiono (alm)- Sekretaris Negara saat Pak Soeharto menjadi Presiden- menuju ke Gedung Bidakara bertemu Prabowo Subianto.

Pertemuan dengan Prabowo pun berlangsung secara dinamis. Abdul Wachid diajak berdiskusi tentang pendirian Partai Gerindra di Jawa Tengah. Karena belum pernah terlibat dalam partai politik, Abdul Wachid masih belum yakin dirinya mampu menerima amanat untuk mendirikan Gerindra di Jawa Tengah. Meski sebelumnya sudah bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan, khususnya sebagai aktivis pertanian, namun Abdul Wachid sama sekali tidak pernah berfikir akan melanjutkan perjuangan melalui wadah partai politik.


Pesan Menggugah Prabowo Subianto

Abdul Wachid masih ingat betul apa yang disampaikan Prabowo Subianto saat menanggapi keraguannya itu. Prabowo berpesan : “Kamu adalah aktivis petani. Selama ini sudah berjuang dengan baik untuk petani, namun baru di luar pagar Senayan (di luar legislatif -red). Partai ini kita bentuk untuk memperjuangkan aspirasi para petani dan masyarakat, tidak hanya di luar Senayan tapi juga di dalam Senayan, barangkali Pak Wachid akan berkesempatan untuk itu.”

Mendengar arahan dari Prabowo tersebut, Wachid hanya bisa terdiam untuk berpikir secara mendalam. Karena keputusan untuk menerima amanah mendirikan partai bukanlah persoalan sepele. Prabowo pun melanjutkan arahannya yang tidak bisa Wachid lupakan. “Kalau orang baik tidak mau berpolitik, maka kamu merelakan negara ini dibangun oleh orang-orang yang tidak baik. Jika Pak Wachid ingin memperjuangkan kaum tani lebih lanjut, maka mari bergabung bersama mendirikan Gerindra,” jelas Prabowo.


Dari Bidakara Menuju Jepara, Perjuangan Dimulai

Selesai mendengarkan arahan tersebut, dan memikirkannya secara mendalam, Abdul Wachid memantapkan diri menerima amanat dari Prabowo Subianto untuk mendirikan Partai Gerindra di Jawa Tengah. Selanjutnya, Abdul Wachid disambut oleh Ahmad Muzani (Putra Asli Tegal) selaku Sekjen DPP Gerindra untuk menandatangani berkas berdirinya Partai Gerindra.

Pertemuan di Bidakara pun selesai di sore hari. Namun Abdul Wachid masih belum bisa pulang karena hujan di luar masih belum usai disertai dengan gemuruh petir, seakan mewakili perasaan Abdul Wachid yang bergemuruh memikirkan cara mendirikan Gerindra di Jawa Tengah, di 35 Kab/Kota dan 573 Kecamatan dalam waktu yang tidak banyak. Barulah di malam harinya, Abdul Wachid bisa kembali, pulang ke rumahnya di Jepara.

Sesampainya di Jepara, Abdul Wachid teringat dengan sahabatnya yang juga sudah dianggap seperti orang tuanya, yaitu Bapak Ir. Wasiman (alm). Wasiman sebelumnya adalah seorang birokrat, mantan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah dan pernah pula berdinas di Jepara. Kesamaan latar belakang di bidang perkebunan dan pertanian itulah yang mengikat Wachid dan Wasiman untuk bersinergi dan berjuang bersama. Wachid pun menghubunginya, kemudian bersilaturahmi ke kediaman Wasiman di Kab. Semarang untuk menceritakan amanat baru yang ia terima dari Prabowo. Akhirnya, Wasiman pun mendukungnya sehingga ia menjadi tokoh kedua yang membidani lahirnya Gerindra di Jawa Tengah, membantu Abdul Wachid untuk membentuk Gerindra di 35 kab/Kota.

Langkah selanjutnya yang dilakukan Wachid dan Wasiman adalah mengumpulkan teman-temannya dari berbagai daerah di Jawa Tengah yang terhimpun dalam APTRI dan HKTI Jawa Tengah. Setelah memberikan arahan dan penjelasan, Wachid menanyakan kesediaan mereka semua untuk berjuang bersama mendirikan Gerindra. Tanpa terduga, sambutan yang diberikan oleh semuanya sangat antusias, semua yang hadir sepakat dan siap membantu mendirikan Gerindra di seluruh Kab/Kota di Jawa Tengah.

Ini adalah masa terberat sebagai awal berdirinya Gerindra di Jawa Tengah. Tugas besar dipikul Abdul Wachid. Sebelum tanggal 6 Februari 2008, Partai Gerindra dideklarasikan dan didaftarkan ke Kemenkumham oleh DPP, Wachid harus bergerak cepat untuk mensosialisasikan dan membentuk embrio Gerindra di 35 Kab/Kota se-Jawa Tengah. Dan dalam waktu satu bulan (hingga 28 Februari 2008) Gerindra di Jawa Tengah harus terbentuk dan terpenuhi seluruh kelengkapan administrasinya, termasuk memiliki kantor partai. Kantor Pertama DPD Gerindra Jawa Tengah terletak di Jl. Siliwangi Kota Semarang.

Melihat progres yang luar biasa tersebut, Ahmad Muzani (Sekjen DPP) kemudian merekomendasikan sahabatnya untuk membantu perjuangan Abdul Wachid. Yaitu Agus Supriyadi, SE (alm) adalah tokoh ketiga yang terlibat dalam perjuangan mendirikan Partai Gerindra di Jawa Tengah. Dengan hadirnya beliau, Abdul Wachid dan Wasiman seakan mendapatkan suntikan tenaga ekstra. Tiga tokoh inilah yang kemudian menjadi penggerak utama untuk mendirikan Gerindra di Jawa Tengah. Abdul Wachid menjadi Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah, Agus Supriyadi selaku Sekretaris dan Wasiman sebagai Wakil Ketua.

Abdul Wachid menyatakan, sungguh berkat Rahmat Allah SWT bahwa Gerindra di Jawa Tengah bisa berdiri. Ia mengenang pada masa itu memang berat, kondisi tidaklah mudah. Cuaca ekstrim masih menyelimuti Jawa Tengah. Terjadi banjir dimana-mana. Bahkan Calon Pengurus DPC dari Kab. Pati dan Kab. Rembang harus menempuh jalur Selatan Jawa untuk bisa menyerahkan berkas berdirinya partai ke kantor DPD Gerindra di Semarang.

Akhirnya, dalam waktu satu bulan Abdul Wachid dengan dibantu dua sahabatnya tersebut mampu menyelesaikan tugas mendirikan Gerindra di Jawa Tengah. Tanggal 28 Februari 2008, Wachid menyerahkan berkas berdirinya Gerindra di Jawa Tengah ke DPP Gerindra, Jakarta. Dari 35 Kab/Kota di Jawa Tengah, Kala itu, Abdul Wachid sukses membentuk Gerindra di 29 Kab/Kota, yang artinya itu sudah memenuhi syarat berdirinya partai dari batas minimlal 60% dari jumlah Kab/Kota yang ada.

Capaian keberhasilan tersebut bukanlah akhir dari proses perjuangan. Selanjutnya, setelah berkas terkumpul di DPP, Wachid menerima pesan untuk mempersiapkan Gerindra bertarung pada Pemilu 2009.


Capaian dari Pemilu ke Pemilu

Sebagai partai baru yang berdiri setahun sebelum pemilu, turut berkontestasi di ajang pemilihan umum bukanlah hal yang mudah. Terlebih di Jawa Tengah yang sebelumnya sudah eksis berbagai partai besar dan memiliki basis di masyarakat. Meski demikian, di bawah komando Abdul Wachid Gerindra Jawa Tengah langsung menunjukan tajinya.

Ujian Pertama. Pada Pemilu 2009, dari 38 Peserta Pemilu di Jawa Tengah, Gerindra Jawa Tengah berhasil bertengger di peringkat ke-6 perolehan jumlah kursi DPRD Provinsi dan peringkat ke-8 dari perolehan jumlah suara (5,35%). Sebanyak 9 kursi DPRD Provinsi berhasil diraih dari jumlah 10 daerah pemelihan di Jawa Tengah pada waktu itu. Sedangkan di DPRD Kab/Kota sebanyak 65 anggota, dan 4 anggota di DPR RI.

Pengalaman pemilu pertama tahun 2009 tersebut menjadi pelajaran berharga untuk terus meningkatkan pencapaian. Selanjutnya pada Pemilu 2014, Gerindra Jawa Tengah semakin menunjukan hasil yang meningkat. Dari 15 Partai Peserta Pemilu di Jawa Tengah, Gerindra berhasil mencapai peringkat ke-3 pada perolehan kursi tingkat DPRD Provinsi, sebanyak 11 kursi berhasil diraih dari 10 Daerah Pemilihan. Dan pada tingkat DPRD Kab/Kota berhasil meraih 181 kursi, serta 10 kursi untuk DPR RI. 

Capaian pada pemilu 2014 tersebut memang patut untuk dibanggakan. Sebab terjadi peningkatan drastis, kurang lebih 300% untuk DPRD Kab/Kota dan DPR-RI.

Masuk pada pemilu 2019, kerja ekstra harus dilakukan. Pada tahun tersebut, pemilihan legislatif dan pemilihan presiden diselenggarakan secara berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yakni dilaksanakan serentak pada satu waktu bersamaan, di hari yang sama. Hal tersebut sangat menguras tenaga dan pikiran. Terlebih, sebagaimana di tahun 2014, Prabowo Subianto juga dicalonkan sebagai Calon Presiden RI pada Pilpres tahun 2019. Tentunya hal tersebut menuntut seluruh organ yang ada di partai bekerja semaksimal mungkin untuk meraih kesuksesan.

Konstelasi politik di 2019 memang sangat keras dan ketat persaingannya, baik secara nasional maupun regional. Hasil dari pemilu tersebut Gerindra Jawa Tengah berhasil meraih 169 kursi di DPRD Kab/kota, 13 kursi di DPRD Provinsi (dari 13 daerah pemilihan), dan 8 kursi untuk DPR RI. Terjadi peningkatan pada perolehan kursi DPRD Provinsi, namun terjadi penurunan pada kursi DPRD Kab/Kota dan DPR-RI. Meski demikian, Gerindra tetap berhasil mempertahankan peringkat ke-3 perolehan kursi DPRD Provinsi Jawa Tengah.

Tiga kali pemilu yang telah dilalui Gerindra Jawa Tengah tersebut merupakan pembelajaran nyata untuk dijadikan batu pijakan dalam melompat, meningkatkan pencapaian di Pemilu 2024.*