Semarang - Dalam wawancara eksklusif bersama media, Wakil
Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, sekaligus Sekretaris DPD Partai Gerindra
Jateng, Heri Pudyatmoko, menyampaikan pandangannya mengenai makna mendalam
Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 H.
Ia menegaskan pentingnya menjadikan momentum ini sebagai
refleksi dan dorongan untuk berhijrah — tidak hanya secara spiritual, tetapi
juga sosial dan kultural — demi menciptakan masyarakat yang lebih adil, peduli,
dan bermartabat.
“Hijrah itu bukan hanya berpindah tempat, tapi berpindah
nilai. Dari yang pasif menjadi aktif, dari apatis menjadi peduli, dari hanya
mementingkan diri menjadi bermanfaat bagi sesama,” ujar Heri membuka
percakapan.
Menurut Heri, 1 Muharam seharusnya tidak berlalu begitu saja
tanpa makna. Justru di tengah berbagai tantangan zaman—mulai dari krisis moral,
sosial, hingga disrupsi teknologi—umat Islam perlu mengembalikan esensi hijrah
sebagai langkah perubahan ke arah yang lebih baik.
“Di level masyarakat, hijrah bisa dimaknai sebagai komitmen
untuk membangun harmoni, menjauhi konflik, dan memperkuat nilai gotong royong.
Di tingkat pemerintahan, ini harus diwujudkan dalam kebijakan yang berkeadilan
dan berpihak pada yang lemah,” paparnya.
Heri juga menyoroti pentingnya menjadikan peringatan 1
Muharam sebagai ajang introspeksi. Baginya, pejabat publik pun harus menjadikan
tahun baru Islam sebagai momentum memperbarui niat dalam menjalankan amanah
rakyat.
“Kami punya tanggung jawab moral, bukan hanya politik.
Hijrah bagi kami berarti menjaga integritas, membela kepentingan rakyat kecil,
dan menjadikan nilai-nilai agama sebagai etika dalam pengambilan kebijakan,”
tegasnya.
Tak lupa, Heri memberi pesan khusus kepada generasi muda
agar menjadikan 1 Muharam sebagai awal yang bersih untuk menata masa depan yang
lebih bermakna.
“Anak-anak muda hari ini adalah pemimpin esok. Mereka harus
mulai berhijrah dari budaya konsumtif ke produktif, dari yang hanya ikut tren
menjadi pencipta tren positif,” pungkasnya.
Dengan semangat hijrah, Heri Pudyatmoko berharap Jawa Tengah
dapat menjadi provinsi yang tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga matang
secara spiritual dan sosial — sebuah daerah yang modern namun tetap berakar
pada nilai luhur dan budaya kebersamaan.
Tulis Komentar