SEMARANG- Anggota
Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah, H. Mujaeroni, SH., M.H menyoroti pemborosan
anggaran dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2022 yang diajukan oleh
Gubernur Ganjar.
Salah
satu poin yang menjadi sorotan adalah anggaran komunikasi pimpinan yang diajukan
melalui Biro Umum Pemprov Jateng sebesar 9,450 M dan Pengelolaan Informasi dan
Komunikasi Publik oleh Diskominfo Jateng sebesar 32,500 M. Yang mana total dari
keduanya mencapai Rp 41,950 M (Empat Puluh Satu Miliyar Sembilan Ratus Lima
Puluh Juta).
Menurut
Mujaeroni, dua program dari dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tersebut
isinya sama saja, yaitu untuk sosialisasi dan publikasi program dari Gubernur.
Mujaeroni pun mempertanyakan maksud dari dua program tersebut.
“Jadi
program komunikasi pimpinan sebesar itu dan diajukan oleh dua OPD itu apa tidak
menjadikan mubazir anggarannya? Urgensinya apa? Terlebih ini kan masih dalam
situasi pandemi, kita semua harus berhati-hati dalam menganggarkan agar tidak
terjadi pemborosan uang negara untuk sesuatu yang tidak prioritas,” ujar
legislator Gerindra itu, Rabu 15 September 2021.
Mujaeroni
menguraikan, anggaran sebesar itu diantaranya untuk bekerja sama di bidang
publikasi melalui media cetak, online dan TV, dan untuk membayar tenaga
dokumentasi. Namun menurutnya ada kerancuan di dalamnya dan anggarannya terlalu
boros.
“Jika
kita lihat di dalam RKPD 2022 ini, bisa disebut memang doubel kegiatan sehingga
menjadikan double anggaran. Kita sudah tanyakan ke Biro Umum terkait kerjasama
publikasi yang dimaksud itu apa, kata mereka itu untuk media online. Sedangkan
yang (program –red) Kominfo katanya untuk media selain online. Tapi di dalam
RKPD yang program dari Kominfo juga menggandeng media online juga,”
“Biaya
yang dianggarkan oleh Dinas Kominfo untuk sosialisasi kebijakan dan hasil-hasil
pembangunan dari Pemda itu jika ditotal lebih dari 15M, lho. Itu kan sudah
besar sekali. Belum lagi yang dari Biro Umum. Sama saja pemborosan anggaran
itu,” lanjut Mujaeroni.
Mujaeroni
pun menyarankan agar OPD terkait berkomunikasi terlebih dahulu dan berdiskusi
ulang dengan Gubernur agar program dan anggaran yang diusulkan lebih realistis.
“Sebaiknya
kedua OPD dan Pak Gubernur berembug dulu untuk mengkomunikasikan program dan
anggarannya, biar lebih realitis.” Pungkas Mujaeroni.
Tulis Komentar